Taubat Nasuha - kembali kepada Allah
Taubat adalah kembali kepada Allah setelah melakukan maksiat. Taubat merupakan rahmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya agar mereka dapat kembali kepada-Nya.
Di
antara kita pernah berbuat kesalahan terhadap diri sendiri sebagaimana
terhadap keluarga dan kerabat bahkan terhadap Allah. Dengan segala
rahmatnya, Allah memberikan jalan kembali kepada ketaatan, ampunan dan
rahmat-Nya dengan sifat-sifat-Nya yang Maha Penyayang dan Maha Penerima
Taubat. Seperti diterangkan dalam surat Al Baqarah: 160 "Dan Akulah yang
Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."
Taubat
dari segala kesalahan tidaklah membuat seorang terhina di hadapan
Tuhannya. Hal itu justru akan menambah kecintaan dan kedekatan seorang
hamba dengan Tuhannya kerana sesungguhnya Allah sangat mencintai
orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri. Sebagaimana firman-Nya
dalam surat Al-Baqarah: 222, "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri."
Taubat
dalam Islam tidak mengenal perantara, bahkan pintunya selalu terbuka
luas tanpa penghalang dan batas. Allah selalu menbentangkan tangan-Nya
bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya. Seperti terungkap
dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Abu musa Al-Asy`ari:
"SesungguhnyaAllah membentangkan tangan-Nya di siang hari untuk menerima
taubat orang yang berbuat kesalahan pada malam hari sampai matahari
terbit dari barat."
Merugilah
orang-orang yang berputus asa dari rahmat Allah dan membiarkan dirinya
terus-menerus melampaui batas. Padahal, pintu taubat selalu terbuka dan
sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya kerana sesungguhnya
Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang.
Tepatlah
kiranya firman Allah dalam surat Ali Imran ayat: 133-135, "Bersegaralah
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas
langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa iaitu
orang-orang yang menafkahkan hartanya baik di waktu lapang maupun sempit
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang
dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan juga
orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampunan terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain
daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu,
sedang mereka mengetahui."
Taubat
yang tingkatannya paling tinggi di hadapan Allah adalah "Taubat
Nasuha", iaitu taubat yang murni. Sebagaimana dijelaskan dalam surah
At-Tahrim: 66, "Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada
Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan
menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam syurga
yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak
menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersamanya, sedang cahaya
mereka memancar di depan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka
mengatakan 'Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan
ampunilah kami, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu'".
Taubat
Nasuha adalah bertaubat dari dosa yang diperbuatnya saat ini dan
menyesal atas dosa-dosa yang dilakukannya di masa lalu dan berjanji
untuk tidak melakukannya lagi di masa mendatang. Apabila dosa atau
kesalahan tersebut terhadap bani Adam (sesama manusia), maka caranya
adalah dengan meminta maaf kepadanya. Rasulullah pernah ditanya oleh
seorang sahabat, "Apakah penyesalan itu taubat?", "Ya", kata Rasulullah
(H.R. Ibnu Majah). Amr bin Ala pernah mengatakan: "Taubat Nasuha adalah
apabila kamu membenci perbuatan dosa sebagaimana kamu pernah
mencintainya".
Read more: http://www.ahmad-sanusi-husain.com/search/label/taubat#ixzz2rvekNoMh
0 komentar:
Posting Komentar